Salah satu pusat peninggalan kebudayaan yang tertua didunia terdapat di daerah lembah sungai Nil di Mesir semasa 4000 tahun SM. Ditemukan oleh Pasukan Napoleon dari Perancis yang menyerbu dan menduduki daerah subur sungai Nil pada tahun 1797. Seorang Ilmuwan Perancis yang bernama Champolion berhasil membaca batu bertulis Rosetta ( nama desa ) yang kemudian huruf-huruf atau aksara-aksara yang terdapat di Mesir Kuno kemudian dikenal sebagai Hyroglyph. Sejak sekitar tahun 1800 itulah segenap sejarah Mesir dari masa 4000 tahun sebelum Masehi terungkap.
BUSANA DAN PERLENGKAPAN BUSANA MASYARAKAT MESIR KUNO
Zaman Mesir Kuno dapat dikatakan zaman emas karena pada masa itu penduduknya telah mengenal emas dan tersedia sangat berlimpah. Kaum ningrat biasa meletakkan emas dimana saja sehingga logam mulia itu seakan-akan tidak bernilai bagi mereka.
Busana yang dipakai pada masa itu masih dalam bentuk yang sangat sederhana berupa busana dalam bentuk kemeja tanpa krag dinamakan Kalasiris
Dalam periode kerajaaan kuno,
Kalasirirs berlengan setali ini sangat pendek dan ketat, sedangkan dalam periode kerajaan baru kalasiris dibuatg panjan dan lebar serta diberi lipit-lipit yang merupakan unsur dekoratif yang sangat dominan pada tata busana bangsa Mesir kuno.
Pelengkap Kalasiris
Berbagai sarung pendek dan aneka krag yang dibuat dari berbagai macam bahan. Sepeti Linen yang dikanji sangat kaku agar mudah dibentuk, ini biasa digunakan oleh rakyat biasa. Ada juga dibuat dari kulit atau logam mulia, ini biasa digunakan oleh kaum ningrat dan tokoh-tokoh penting lainnya. Pada kragnya juga acapkali ditambahkan hiasan dari permata yang disusun dalam susunan geometris.
Sedangkan sarung pendek atau disebut Schenti juga memberikan efek dekoratif pada kalasiris. Yang juga terkadang dibuat dari kulit berlapis emas.
Aksesoris lainnya yakni selendang yang disebut Stola yang disusun sebagai draperi pada bahu. Dikenakan juga semacam rompi panjang yang dibuat dari susunan jalinan dan manik-manik.
Untuk Firaun, kalasiris yang berlipit-lipit dibuat dari kain emas agar memberi kesan kedewaan.
Untuk Pendeta dan Firaun memakai tutup kepala dari kain yang dilipat menjadi segitiga.
|
Tutup Kepala Ini Disebut Klaft |
Aneka mahkota yang terdapat di Mesir
Mahkota Pschent
Mahkota ganda terdiri dari Mahkota Merah dan Mahkota Putih warna pada mahkota ini menunjukkan daerah kekuasaan pada masa itu. Untuk warna merah meliputi Mesir Bawah dan warna putih meliputi daerah Mesir Hulu.
|
| 1. White crown of Upper Egypt 3. Double Crown | 2. Red crown of Lower Egypt |
Mahkota Cheperesh
Mahkota pada masa kerajaan baru ini berbentuk lebih tinggi dari Pschent. Selalu dihias dengan Ular Ureus yang menghadap kedepan, sebagai kepercayan agar terlindungi dari gigitan ular.
Untuk Ratu selalu memakai hiasan burung Elang diatas kepala dengan sayap burung yang putih disisi kepala.
Selain itu ada juga Mahkota Hemhemet, Mahkota Perang, Mahkota Isis.
|
Egyptian blue war crown (khepresh) |
Raja Mesir Kuno juga melengkapi penampilannya dengan menggunakan janggut palsu. Janggut palsu ini dibuat dari serat wol atau jalinan rambut, diikat dengan pita kebelakang.
Raja Mesir Kuno juga melengkapi penampilannya dengan menggunakan janggut palsu. Janggut palsu ini dibuat dari serat wol atau jalinan rambut, diikat dengan pita kebelakang.
Juga ada gelang-gelang lebar dengan hiasan motif berupa symbol-simbol khas Mesir kuno seperti Ular Ureus, Papyrus, burung elang, matahari bersayap dan lain sebagainya.
Pengaruh Kebudayaan Mesir Kuno ini merupakan sumber ide atau inspirasi yang tak pernah habis terhadap dunia mode. Masa Mesir Kuno ditahun 20-an merupakan sumbangan besar kepada gaya tahun 20-an sampai dengan tahun 40-an yang kemudian dikenal sebagai Gaya Art Deco.